Wawancara Eksklusif dengan Wakil Dekan Bidang III Tentang Keberhasilan Mahasiswa FPPsi UNJ di IISMA

WebPsi, JAKARTA — Wawancara dengan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FPPsi UNJ, Mira Ariyani, Ph.D dilakukan melalui media WhatsApp, baik secara audio ataupun texting. Tujuan dilakukannya wawancara singkat ini adalah untuk menguak dapur kesuksesan FPPsi UNJ yang telah berhasil mendorong mahasiswanya meraih Program Beasiswa IISMA di berbagai Universitas di luar negeri

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan & Alumni

Program IISMA itu apa?

IISMA singkatan dari Indonesia International Student Mobility Award. Program pemerintah yang juga dalam rangka menyukseskan merdeka belajar. Jadi dalam merdeka belajar itu ada berbagai macam kegiatan salah satunya adalah pertukaran pelajar. Bisa sesama internal. Bisa juga dari internal ke eksternal/luar negeri. Pemerintah membuat program IISMA ini dengan negara-negara lain agar mahasiswa-mahasiswa Indonesia itu juga dapat belajar ke luar. Walaupun untuk tahap sekarang  baru kitanya yang keluar, belum mahasiswa luarnya ke dalam. Baru kitanya yang ke luar negeri dan ini berlangsung di awali tahun kemarin. Tahun lalu kita berhasil mengirim 2 orang, yang satu ke Lithuania dan satunya ke UK. Tahun ini kita pun berhasil mengirim 3 orang; 2 ke UK dan 1nya ke Irlandia, yang masih dekatan sih sebenarnya negaranya dengan UK atau 1 area dengan UK.

Tahapan yang dilakukan mahasiswa hingga sampai terpilih dalam program tersebut?

Biasanya kita (fakultas) menerima info dari kantor WR 3 tentang dibukanya program ini dari pemerintah. Kemudian informasi itu tentunya disebarluaskan dan didalamnya sudah ada syarat-syarat tertentu terkait dokumen yang harus dilengkapi. Jadi dari kantor WR 3 pun mengadakan sosialisasi terkait apa itu IISMA dan bagaimana ikut serta didalamnya dan juga menginformasikan dokumen apa yang diperlukan dan bekerja sama juga dengan kantor urusan internasional (KUI) yang ada di UNJ untuk mempermudah urusan dokumentasinya. Karena di dalamnya ada syarat bahasa inggris, kemudian juga ada hal-hal yang ibaratnya perlu rekomendasi dari dalam, seperti rekomendasi dari prodi. Itu dipermudah. Dari WR 3nya pun dipermudah, dari KUI dipermudah, dan juga dari kami (di Psikologi) prodinya juga ikut terlibat. Jadi ini, semua pihak di kampus terlibat, sehingga mahasiswa sebenarnya tinggal upload. Kalau dia merasa dirinya qualified dia akan lengkapi dokumennya dan tinggal upload. Karena untuk kebutuhan tanda tangan dan segala administrasi yang terkait dengan universitas dan prodi itu sudah disiapkan, maksudnya sudah mudah untuk diakses. Jadi ketika dia sudah submit dia akan tunggu apakah mereka lolos seleksi pertama yaitu seleksi administrasi. Jadi dilihat kelengkapan administrasinya. Klo misalnya sudah lolos, dia akan masuk ke tahap seleksi berikutnya yaitu wawancara. Wawancara ini yang betul-betul menentukan nanti siapa yang akan ikut atau tidak. Nah, jadi Alhamdulillah dari kita banyak respons yang bagus dari mahasiswa untuk ikut upload. Tapi mungkin, Ada yang mungkin nguploadnya penuh, sesuai dengan yang diminta dan ada mungkin yang kurang. Karena memang batas waktunya, sebenarnya batas waktunya memungkinkan untuk itu. Tapi memang program ini kan baru berjalan tahun ke-2. Jadi masih dalam konteks yang mungkin informasinya juga masih berseliweran, padahal sebenarnya kita sudah sosialisasi, dari pihak WR 3nya juga, dan dari kampus juga. Tapi memang begitu ya namanya seleksi, pastinya mungkin ada yang lolos tahap seleksi awal dan ada juga yang tidak. Dari kami untuk tahun yang sekarang yang lolos seleksi administrasi itu ada 3 dan ketiganya ini ketika ikut seleksi wawancara lulus semua. Jadi dari yang melamar di awal tersaring 3, kemudian yang ketiganya ini ikut seleksi wawancara dan tahun ini kan online ya wawancaranya. Kemudian lolos semua masuk terpilih menjadi peserta untuk tahun 2022 ini

Bentuk persiapan atau tips/trik apa yang dilakukan fakultas untuk peserta hingga sampai 3 wakil Psikologi terpilih di program tersebut?

Tentunya kita berkoordinasi yang penting antara kantor WR 3, KUI, fakultas, dan juga prodi. Untungnya kita juga punya di KUI ada perwakilan dari psikologi. Sekretaris KUInya juga dari kita (psikologi) yaitu pak Herdiyan di sana. Di prodi ada bu Zarina. Jadi kita membuat koordinasi lah di antara kita bertiga, sehingga informasi yang diterima KUI dan diterima prodi walaupun itu dari sumber yang sama, sebenarrnya itu dari sumber yang  sama tapi interpretasinya berbeda itu kami diskusikan. Sebenarnya apa sih yang diminta, sebenarnya apa sih tujuannnya dan segala macam. Kemudian kami mengadakan sosialisasi tentang IISMA ini ke mahasiswa. Dari sini kita mengundang  perwakilan dari kantor WR3 yaitu pak Sandy untuk menjelaskan, karena pak Sandy terlibat dari tahun lalu dan mengenal lebih dalam tentang IISMA ini. Jadi menjadi narsum untuk persiapan mahasiswa. Namun di sisi lain, koordinasi ini tetap berjalan antara fakultas, prodi, dan juga ke KUI yang memantau. Jadi dengan prodi pun kita buat grup mereka yang ingin ikut IISMA. Grup WA, jadi di situ kalau yang mau nanya-nanya tentang dokumen apa yang perlu diupload dan segala macam itu sudah ada tempatnya. Di sini bu korprodi yang memegang WA itu. Kemudian setelah ok semuanya, pokoknya kita bersepakat pokoknya tahap pertama konsentrasi untuk mengurus administrasi dan kita informasikan di awal bahwa ini membutuhkan IELTS atau nilai TOEFL yang bagus. Jadi mereka bisa latihan dulu, mereka bisa belajar dulu agar nilainya bagus untuk bahasa Inggris karena memang bahasa Inggris ini jadi syarat juga sih ya. Nah kita tekankan itu sehingga mereka bisa dapat proper lah nilainya untuk bahasa Inggris. Kemudian setelah seleksi selesai dan kita punya 3 orang ini. Kita mengadakan pendampingan buat mahasiswa untuk memberitahukan apa aja sih kira-kira cluenya jika ada wawancara. Bagaimana menjawabnya. Jadi kita mengadakan pendampingan terkait hal tersebut. Untuk mempersiapkan mahasiswa untuk wawancara. Pendampingan wawancara ini juga yang memberikan masukan juga dari orang-orang yang pernah belajar di luar dan orang-orang yang juga pernah ikut seleksi dan juga orang-orang yang pernah menyeleksi. Jadi kita memberikan berbagai macam sudut pandang  dari orang yang pernah diseleksi apasih kira-kira yg ditanyakan. Dari orang yang pernah menyeleksi apa sih yang pernah ditanyakan. Dan bagi orang yang pernah keluar negeri, ini lho yang ditanyakan. Nah ini loh nanti mungkin problem yg akan ditanyakan ketika wawancara. Jadi si mahasiswa kita rasa sudah cukup banyak nih diberikan berbagai macam sudut pandang sehingga mereka nanti ketika wawancara harusnya sih sudah bisa menjawab. Kemudian ada sesi-sesi dimana mahasiswa pura-puranya diadakan semacam simulasi wawancara untuk seleksi wawancara tersebut. Dan memang karena pada dasarnya saya yakin inputnya juga sudah bagus, mahasiswanya sendiri sudah bagus, modalnya sudah bagus sehingga itu cuma kita poles saja. Jadi memang ini kerja dari mahasiswanya kalau menurut kami. Jadi mahasiswa kita sudah keren-keren, sudah bagus-bagus inputnya jadi tinggal dipoles sedikit-sedikit udah, in syaa Allah lah kalau mereka ikut aturan main, mereka tahu apa yang harus diupload, ikut syarat secara benar in syaa Allah ya lolos dan kita memang yakin ketiga ini lolos

Adakah kompensasi yg akan diterima oleh para penerima IISMA?

Kompensasi yamg akan diterima oleh penerima IISMA, pertama mereka kan sebenarnya ini mendapatkan beasiswa untuk 6 bulan belajar di luar negeri dalam 1 semester. Ini program merdeka belajar. Jadi memang pemerintah sudah mengalokasikan ini. Mereka di sana sudah ada yang membayar tuition fee, sudah bayar ssegala macamlah untuk segala kebutuhan belajar  mereka di sana. Jadi kita sudah gak khawatir lagi sih sebenarnya. Dan mereka pulang nanti gitu ya, setelah habis belajar ngambil mata kuliah di sana, mata kuliahnya pun diconvert, nilainya sudah bisa dimasukan ke nilai kita. Jadi misalnya dia menghabiskan beberapa SKS di sana, misalkan kita taruh 20 SKS. Nah 20 SKS itu akan dibawa pulang ke kampus kita dan kita akan masukan nilainya ke mata kuliah yang setara dengan mata kuliah yang mereka ambil. Jadi ini menguntungkan sebenarnya buat mereka karena mereka tidak akan kehilangan satu semester. Mereka mendapatkan pengalaman 1 semester di luar yang setara dengan 1 semester di sini, dari segi SKSnya dan nilainya itu pun juga akan diconvert ke nilai Indonesia. Jadi nilai berapa dia dapat di sana akan kita coba convert dengan nilai yang ada di Indonesia. Jadi mereka punya transkrip yang sama sebenarnya dengan mahasiswa yang juga kuliah di sini. Jadi endingnya itu di akhir, misalkan katakanlah  minimal mereka harus memenuhi 147 SKS atau 149 SKS. Mereka pun juga akan memenuhi segitu. Mereka bisa lulus sama dengan mahasiswa yang tidak ikut melakukan/tidak ikut IISMA ini. 4 tahun bisa lulus juga gitu. Jadi dari segi akademi menguntungkan karena mereka akan menambah wawasan dari luar. Selain itu tentunya kemudahan lainnya bisa jadi reward dalam arti misalkan kita akan lihat dulu kebutuhan, yang misalnya gini, mereka berangkat kan sudah dalam konteks yang sudah dipenuhi segala kebutuhannya oleh pemerintah. Dari segi finansialnya juga sudah ada, tapi katakanlah jika mereka belum bawa uang jajan misalnya gitu. Kita akan pertimbangkan uang jajannya gitu. Dalam arti ada yang kuranglah gtu, nombok-nombok dikit misalnya gitu. Nah kita akan cek di kami, akan difasilitasi oleh fakultas tentunya misalnya ada kekurangan-kekurangan misalnya nantinya kita lihat. Kita akan bantu supaya mereka juga tetap bisa jalan. Jadi sebenarnya sih dari segi keuangan juga gak usah khawatir gitu ya. Kalaupun fakultas memberikan reward, ikutan memberikan reward itu tadi ketika ada misalnya kurang-kurang dikit misalnya gitu ya. Saya rasa untuk tahun ke-2 ini dibanding tahun lalu tentunya tahun ke-2 ini pemerintah jauh lebih prepare. Semoga segala kebutuhannya sudah terpenuhi semuanya. Jadi dari kami hanya mensupport tidak lagi dari materi tapi support yang sifatnya dukungan-dukungan sosialnya, mentalnya begitu ya. Karena kami  akan tetap pantau mereka. Kita punya WA grup, selain dari pihak WR 3 juga punya pemantaunya. Dari IISMAnya sendiri juga punya tim pemantau. Kami pun juga terus berkoordinasi dan terus berkomunikasi dengan mereka. Jadi tidak bebas, sebebas-bebasnya di sana tetap ada pantauan dari kami. Apakah mereka nanti punya problem. Apakah nanti mereka ada masalah segala macam, itu kita beri ruang/kita beri tempat untuk berdiskusi dan untuk ibaratnya curhat gitu ya. Jadi tetap kita pantau. Saya kira kompensasi yang seperti ini kan tidak hanya terkait uang, tapi nonmateri juga

Pesan untuk para penerima program IISMA?

Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin karena tidak semua orang dapat ya. Anda bertiga termasuk orang yang beruntung dan yang juga 2 orang di tahun kemarin itu sebenarnya juga adalah orang-orang yang beruntung mendapatkan kesempatan keluar negeri untuk mencicipi pendidikan di sana secara free. Nah ini kan jarang didapatkan oleh orang lain. Hanya orang-orang dalam kondisi tertentu sebenarnya yang bisa meraih itu. Misalnya orang-orang yang memang punya kecukupan uang, dia bisa pergi ke sana dan bagi kita secara umum, kan itu sebenarnya adalah suatu perjuangan untuk bisa begitu. Jadi anda saya harapkan juga banyak-banyak bersyukur karena punya kesempatan ini dan gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk hal-hal yang positif gitu. Karena godaan belajar di luar negeri juga banyak ya. Pergaulannya apalagi. Jadi tolong gunakan kemampuan yang sudah dimiliki untuk dapat memilah-milah juga mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk diikuti sehingga kesempatan yang sedikit ini, yang cuma 6 bulan itu bisa kalian manfaatkan sebaik mungkin untuk mendapatkan hal-hal positif sebaik mungkin, begitu ya. Yang nanti bisa dibawa ke Indonesia untuk juga disebarkan di Indonesia, tapi inget ya sesuatu yang positif gitu. karena kalau yang diambil yang negatif ya percumalah. Maksud saya, Kalau cuma yang negatif mah ya gak usahlah. Harus yang positifnya, baik dalam dunia pendidikannya maupun yang nonpendidikan. Jadi culture yang segala macam kayak gitu, nilai-nilai tertentu yang kalian dapatkan tentunya perlu disaring juga. Mana yang cocok dengan bangsa kita. Mana yang sesuai dengan bangsa kita. Kita tidak juga  menelan mentah-mentah ya pengaruh dari luar tapi dari segi keilmuan juga tentunya akan banyak sekali hal yang positif dari luar yang bisa kalian ambil. Jadi belajarlah dengan rajin. Kemudian mencari nilai, pengaruh-pengaruh yang positif dari sana, sehingga anda akan menjadi manusia yang jauh lebih luas wawasannya, dan tapi di satu sisi juga jauh lebih matang dan juga bisa melihat dari berbagai macam perspektif, yang jadi lebih wise lah

[sf/sf]