Magister Sains Psikologi UNJ Menelurkan Lulusan Perdana

WebPsi, JAKARTA — Aula Maftuchah Yusuf, Gedung Raden Dewi Sartika, Kampus A UNJ menjadi saksi bisu terciptanya sejarah baru bagi Magister Sains Psikologi Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta (FPPsi UNJ). Dimana di sana secara resmi diumumkan dan diberikan Surat Keterangan Lulus (SKL) kepada 4 mahasiswa Magister Sains Psikologi FPPsi UNJ yang telah berhasil menyelesaikan serangkaian kurikulum perkuliahannya selama pas 4 semester. Keempat mahasiswa tersebut adalah Zetiara Nurul Sabila, Maratini Shaliha Aisyawati, Qurrota Aini, dan Hilda Egan.

Suasana ReGrad/Yudisium Semester 120

Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (24/7) dari pukul 9.00 sampai dengan 13.00 WIB tersebut tidak hanya sekadar memberikan SKL tetapi juga penobatan lulusan terbaik dan tesis terbaik. Mahasiswa yang dinobatkan sebagai lulusan terbaik adalah Qurrota Aini dengan IPK 3.96 dan Maratini Shaliha Aisyawati memperoleh gelar Tesis Terbaik dengan skor 90,2. Pada kesempatan terpisah mereka menyampaikan perasaannya bagaimana menjadi lulusan terbaik dan tesis terbaik. “nggak nyangka dan wah, ternyata bisa ya sampai di titik ini? Alhamdulillah aku dapat banyak fasilitas dan dukungan sampai hari ini, dari mulai dosen-dosen yang selalu siap berbagi ilmu, sumber belajar yang melimpah, sampai tempat kuliah yang nyaman dan hangat. Terima kasih”, ujar Kurot sapaan Qurrota Aini melalui media Whatsapp. Kurot pun menambahkan tentang tips dan triknya agar dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik “pelan-pelan, nikmatin proses, terutama proses baca jurnal dan nulis (yang akan butuh waktu ahahahaha), tapi percayalah rasanya seruuu ketika diskusi dan dikoreksi sama dosen-dosen ahli. Nggak perlu takut salah, karena dari situ kita bakal belajar banyak! Sadar diri butuh apa, jangan takut untuk minta dan bertanya. Siapin support system, dari orang rumah, partner, plus teman-teman kuliah. Jangan lupa sama pilihan yang kita buat, bisa yuuk sampai selesai”

Bersama Calon Wisudawan

Tidak jauh berbeda, Ais (red. sapaan Maratini Shaliha Aisyawati) juga menyampaikan rasanya sebagai penerima predikat tesis terbaik, “Saya sangat bersyukur atas apresiasi yang diberikan. Tentunya hasil ini juga atas bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing saya, Bu Ratri dan Bu Zarina. Kemudian, masukan dari Pak Herdi dan Bu Deasy selaku dosen penguji. Serta bantuan kemudahan administrasi dari Bu Lussy selaku Koorprodi dan para staf kemahasiswaan. Tanpa mengurangi rasa hormat, bagi saya, apresiasi ini lebih sesuai sebagai tesis nilai tertinggi karena tesis terbaik adalah tesis yang selesai dengan usaha-usaha terbaik dan saya rasa teman-teman yang lain juga melakukan hal tersebut. Kalau melihat teman-teman, penelitian-penelitian yang dilakukan juga sangat menarik. Ada yang dengan eksperimen, melakukan adaptasi alat ukur, dan melakukan penelitian pada dokter-dokter. Selama proses menyelesaikan tesis, saya banyak mendengar cerita teman-teman dengan segala kerumitan dan kesulitan yang dihadapi, tetapi tetap berusaha melalui itu semua dengan usaha-usaha terbaik”. Selain itu Ais juga menambahkan, “Sebagai angkatan pertama, semoga kami membukanya dengan awal yang baik dan semoga bisa menginspirasi dan memotivasi teman-teman yang lain. Yang terpenting, teman-teman harus memberikan usaha terbaik, jangan menyerah, dan selalu berkomunikasi dengan dosen pembimbing dan koorprodi, apalagi jika ada kendala yang dihadapi. Teruslah berproses walaupun hanya sedikit karena yang berproses akan mencapai garis finish

Di samping mahasiswa yang memperoleh predikat lulusan dan tesis terbaik, dalam kesempatan terpisah juga dilakukan wawancara juga via Whatsapp kepada Zeti (red. sapaan Zetiara Nurul Sabila) tentang perasaannya sebagai mahasiswa yang mendapat jadwal sidang dan tips trik dapat menyelesaikan tesis serta segala persyaratan dengan relatif lebih cepat dan tepat, “NIM (red. Nomor Induk Mahasiswa) pertama, angkatan pertama, sidang pertama, lulus pertama luar biasa nano nano lah, namanya juga ujian, dijalanin semampunya dan disyukuri. Lalu tips dan triknya, “menyelesaikan tesis dan persiapan sidang dengan efisien, kuncinya adalah tetapkan goal setting dan mindset positif. Nah untuk caranya masing-masing dapat berimprovisasi sendiri, bebas menciptakan outstanding, berani beda itu baik. Semangat!🥰❤”

Di antara keempat yang lulus tersebut yang menjadi lebih menarik adalah dengan adanya salah satu mahasiswa yang memiliki multiperan. Tidak hanya sebagai mahasiswa, tetapi juga sebagai ibu dengan anak yang masih balita, istri, dan pekerja. Hilda (red. sapaan Hilda Egan) membagikan kesan dan juga tips triknya sebagai mahasiswa dengan multiperan, “Happy, meskipun ga bisa totalitas dalam beberapa hal.” Selain itu Hilda juga menambahkan bagaimana bisa menyelesaikan studinya tepat waktu, “mesti pintar bagi waktu dan punya support system yang dukung process pendidikan di tengah sibuknya peran di rumah dan pekerjaan. Sering berkomunikasi, jadi lingkungan sekitar kita paham focus kita saat ini apa. Saraaaann, kalau bisa sekolahlah saat belum menikah. Jadi ga feeling guilty yang berlebihan 🤣”

[sf/sf]